Sesuatu Yang Tumbuh Di Pegunungan

Februari 10, 2022

Sudah sejak lama, bahkan dari kecil, tepatnya kurang lebih ketika saya berumur 8 tahun sampai pada akhirnya ketika berumur 14 tahun benang-benang yang lepas berhasil saya pertemukan kembali dan dengan kuasa Tuhan mereka menyatu kembali secara budaya dan batin. Pada saat itu saya melihat bagaimana hakikat sebuah hubungan. Seiring berjalannya waktu, menginjak kelas 10 SMK, ketika saya berusia 17 tahun hal-hal itu terjadi kembali. Sesuatu yang sebagaimana saya alami pertama kali dengan sadar saya menjadi ruang yang diisi oleh perabotan-perabotan. Dan itu semakin menjadi-jadi sampai sekarang. Bahkan minggu kemarin dalam satu minggu saya di serbu oleh masalah-masalah yang menimpa orang-orang, sedangkan saya sendiri juga sedang berada di dalam hutan masalah yang setiap harinya dihujani masalah juga. 

Diantara orang-orang yang frustasi dan datang kepada saya, saya juga sebetulnya sedang frustasi betul, saya sedang berada di puncak bukit frustasi. Padahal sudah jelas saya tidak bisa menyelesaikan masalah mereka, dan saya hanya sanggup meminta pertolongan kepada Tuhan dan saya lakukan apa yang saya bisa semampu-mampu saya. Dengan segala macam pendekatan yang saya tau kepada Tuhan agar Tuhan mengabulkan doa saya atas masalah mereka dan juga masalah-masalah saya. 

Hal-hal semacam ini yang membuat saya mengembara betul atas diri saya sendiri. Pengembaraan atas pertanyaan 'sebetulnya Tuhan menkonsepkan saya menjadi apa?'. Tetapi saya mencoba selalu berjalan bahkan bukan hanya itu permasalahan yang ada di dalam diri saya. Ada banyak, ada hutang piutang saya yang belum selesai, ada saya yang juga kebingungan menghadapi persoalan-persoalan manusia, ada saya yang lahir di Indonesia bagian walik dan saya harus berlaku apa sebagai seorang yang nasional atau nasionalisme. Tetapi itu semua harus saya tepikan terlebih dahulu karna saya wajib mendengarkan permasalahan atas orang-orang yang datang kepada saya secara online maupun offline. Seperti seorang konsultan yang tidak mengenyam pendidikannya di universitas melalui teori-teori yang bermacam-macam. Melainkan seperti pekerja lapangan yang langsung mempraktikkan untuk menghadapi keadaan-keadaan. 

Pasti atau tidaknya tetapi saya merasa seperti sedang di sekolahkan oleh Tuhan yang gurunya ialah Tuhan itu sendiri yang dibantu para malaikat-malaikat Tuhan yang tidak bisa dirumuskan bentuknya melalui ilmu-ilmu manusia yang modern. Apakah semua kejadian itu adalah jawaban dari salah satu doa-doaku Gusti? 

Ada banyak peristiwa yang belum saya tumpahkan dalam bentuk tulisan disini, tetapi akan saya tumpahkan.