Kondisi Pakaian Kita

Februari 06, 2022

 Tepat kurang lebih 3 tahun yang lalu sebuah keputusan saya ambil, sebuah sebab yang melahirkan akibat serta sebuah keputusan yang melahirkan peristiwa-peristiwa. Satu cara pandang yang memang pada saat itu saya melihat sebuah keadaan, dimana khalayak atau orang-orang atau masyarakat ini sangat sukar mengkonsumsi pepatah lama "Jangan nilai buku dari covernya" Jadi pada saat itu saya melakukan sebuah tindakan yang menurut saya cukup Radikal dan fundamental. 

Cara satu pandang yang saya lakukan ialah mencoba membersihkan diri dari dalam, membersihkan hati, jiwa dan pikiran. Dan banyak yang saya lihat setelah saya melakukannya itu semua pada diri saya pribadi. Bahwasanya betul-betul saya melakukan arus balik atau kehidupan yang terbalik. Disaat semua orang mencari kekayaan, ketenaran, sibuk menata tampilan tubuh agar terlihat elegan dan enak dipandang. Saya menghindari itu semua dan saya lakukan sampai sekarang. Tapi itu semua pun bukanlah sesuatu yang saya lakukan tanpa alasan. Ada banyak hal yang membuat saya melakukan itu, mungkin karna salah satunya karna saya hidup di desa yang bernama walik. Yang saya mencoba memaknainya sendiri dengan hidup kebalik dari arus masyarakat

Kemarin saya bertemu teman saya namanya Wisnu, kita bertemu di sebuah kedai. Dia bilang kepadaku "Kurus sekali Bek, bekk. Melas temen" Jadi dia prihatin melihat kondisi saya. Kondisi saya yang sama sekali saya tidak merasakan menderita, susah atau sedih sekalipun, justru malah sebaliknya saya merasa bahagia, gembira dan sehat secara jiwa dan raga. Saya mendambakan satu cara pandang, bagaimana jika kita kesampingkan penampilan orang tersebut dan lebih melihat bagaimana perilakunya. Namun ternyata masih banyak juga yang lihat ini lihat itu dengan cara pandang mata bukannya rasa. Meskipun cara pandang rasa ini juga susah untuk mengajarkannya bagaimana juga. Kebanyakan manusia sekarang mereka hanya sehat secara raga tetapi jiwanya mobat-mabit padahal seharusnya jika ingin sehat secara fisik berarti kondisi mental jiwa atau rohaninya pun harus dalam kondisi yang baik juga. Atau jangan-jangan sebetulnya mereka hanya berpura-pura sehat?